Indoground.id – Blockchain telah menjadi buzzword dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan dan industri telah menggunakan teknologi ini untuk meningkatkan keamanan dan transparansi dalam operasi mereka. Pada dasarnya, blockchain adalah sebuah database terdistribusi yang dapat digunakan untuk menyimpan data secara aman dan transparan.
Tidak seperti database yang biasa kita gunakan, blockchain memiliki lebih banyak keamanan karena data yang disimpan di dalamnya tidak dapat dimanipulasi atau dihapus. Setiap transaksi akan masuk ke dalam sebuah blok dan blok tersebut akan dienkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu. Kemudian blok tersebut akan disimpan pada jaringan node yang tersebar di seluruh dunia.
Sedangkan cryptocurrency adalah mata uang digital yang menggunakan teknologi blockchain. Mata uang digital ini memungkinkan transaksi keuangan tanpa harus melalui institusi keuangan dan dapat digunakan di seluruh dunia. Cryptocurrency seperti Bitcoin atau Ethereum, hanya bisa dipindahtanganakan melalui jaringan blockchain. Keamanan transaksi cryptocurrency diperoleh dari konsep matematika dan kriptografi yang digunakan pada teknologi blockchain.
Di Indonesia, Bitcoin menjadi salah satu cryptocurrency yang paling populer. Namun, pemerintah Indonesia masih belum memberikan regulasi yang jelas terkait penggunaan Bitcoin dan mata uang digital lainnya. Oleh sebab itu, penggunaan Bitcoin di Indonesia masih seringkali menuai kontroversi dan perdebatan di antara para ahli dan publik.
Asal Usul Konsep Blockchain dan Cryptocurrency
Sebelum mengenal lebih jauh tentang blockchain dan cryptocurrency, ada baiknya menyimak asal usul konsep tersebut. Secara resmi, ide blockchain pertama kali diusulkan oleh seorang yang dikenal sebagai Satoshi Nakamoto pada tahun 2008. Pada saat itu, ia menerbitkan sebuah buku putih yang membahas tentang konsep dan prinsip dasar dari blockchain.
Blockchain sendiri adalah teknologi yang mendukung transaksi dalam bentuk ledger atau buku besar digital. Teknologi ini dirancang untuk meminimalkan risiko manipulasi data atau transaksi yang dapat merugikan salah satu pihak. Data pada blockchain disimpan secara aman dan terenkripsi, sehingga tidak dapat diubah atau dihapus begitu saja.
Sedangkan cryptocurrency pertama yang diluncurkan adalah Bitcoin pada tahun yang sama dengan usulan ide blockchain oleh Satoshi Nakamoto. Bitcoin menjadi salah satu pemain besar dalam dunia cryptocurrency dan juga menjadi awal mula perkembangan ekosistem kripto yang lebih luas.
Secara umum, penggunaan teknologi blockchain dan cryptocurrency dianggap inovatif karena mampu mengubah paradigma transaksi keuangan konvensional. Kedua teknologi ini juga mampu memberikan solusi untuk masalah keamanan dan privasi data transaksi online. Saat ini, ada berbagai macam cryptocurrency dan teknologi blockchain yang berkembang pesat di seluruh dunia, membentuk revolusi baru di dunia transaksi finansial.
Bagaimana Blockchain dan Cryptocurrency Bekerja?
Blockchain dan cryptocurrency selalu dikaitkan satu sama lain karena keduanya membutuhkan satu sama lain untuk berfungsi. Mari kita jelaskan lebih lanjut tentang bagaimana keduanya bekerja bersama:
Blockchain adalah teknologi ledger terdesentralisasi, artinya tidak ada satu pihak yang memiliki kendali atas data dalam blockchain. Blockchain adalah jaringan yang terdiri dari banyak komputer atau “node” yang bekerja bersama untuk memverifikasi dan memvalidasi transaksi yang tercatat di dalamnya. Setiap transaksi dibundel bersama dengan transaksi lainnya dalam “blok” yang terenkripsi dan dihubungkan ke blok sebelumnya dalam rangkaian transaksi. Setiap blok dalam blockchain memiliki kode unik yang disebut hash.
Cryptocurrency, di sisi lain, adalah bentuk mata uang digital yang menggunakan teknologi pemrosesan transaksi oleh jaringan komputer terdesentralisasi yang sama dengan blockchain. Setiap transaksi yang terjadi dalam cryptocurrency direkam dan diverifikasi oleh jaringan blockchain, dan disimpan dalam “dompet” cryptocurrency individual. Sistem cryptocurrency mengandalkan pada teknologi kriptografi untuk memastikan keamanan dan privasi transaksi.
Jadi, ketika seseorang melakukan transaksi cryptocurrency, transaksi itu pasti dicatat dalam blockchain, dan diverifikasi oleh jaringan dalam waktu nyaris instan. Ini memastikan keamanan transaksi dan menghilangkan kebutuhan untuk bank atau lembaga keuangan lainnya untuk memvalidasi transaksi tersebut.
Dalam ringkasan, blockchain dan cryptocurrency bekerja sama dengan membuat sistem penyimpanan data transaksi yang terdesentralisasi dan aman. Blockchain menyimpan dan merekam transaksi, sementara cryptocurrency berfungsi sebagai bentuk dari transaksi tersebut.
Kelebihan dan Kelemahan Blockchain dan Cryptocurrency
Blockchain adalah tanpa keraguan sebuah teknologi yang telah membawa dampak besar di berbagai sektor, termasuk dalam pembuatan mata uang digital atau cryptocurrency. Blockchain mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan sistem tradisional seperti transparansi yang tinggi, keamanan yang terjamin, dan sistem yang desentralisasi. Hal ini memungkinkan penggunaan blockchain jauh lebih transparan, aman, dan terpercaya dibandingkan dengan sistem tradisional yang terpusat.
Satu kelemahan utama blockchain yaitu biaya dan waktu yang diperlukan untuk memproses transaksi menjadi lebih lama jika dibandingkan dengan sistem tradisional. Jika suatu sistem mempunyai lebih banyak node yang memproses transaksi, maka waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk memproses transaksi semakin lama dan mahal.
Sementara itu, mata uang digital atau cryptocurrency juga mempunyai banyak kelebihan diantaranya adalah transaksi yang begitu mudah dan cepat. Selain itu, mata uang digital dapat digunakan secara internasional tanpa memerlukan persyaratan yang berbelit-belit.
Namun, cryptocurrency juga mempunyai kelemahan yang sangat signifikan yaitu nilai fluktuatif yang sangat besar. Nilai cryptocurrency sangat sensitif terhadap berita dan situasi pasar. Ini berarti bahwa nilai cryptocurrency dapat meningkat atau menurun secara dramatis dalam waktu yang sangat singkat.
Seperti beberapa teknologi lainnya, blockchain dan cryptocurrency juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun, dengan terus berinovasi dan meningkatkan sistem yang ada maka dapat memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kelebihan serta mempermudah penggunaan bagi semua pengguna.
Meningkatkan Efisiensi Sistem Keuangan
Banyak ahli percaya bahwa blockchain dan cryptocurrency dapat menghemat biaya transaksi keuangan dan mempercepat transfer dana secara global. Dengan penggunaan teknologi blockchain, perusahaan dapat menghindari pihak ke tiga dalam transaksi keuangan, yang dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi sistem keuangan.
Selain itu, cryptocurrency juga dapat mempermudah proses transaksi internasional, karena tidak terikat oleh nilai tukar fiat dan tidak dikenakan biaya transfer antar negara. Hal ini dapat memudahkan pembayaran internasional bagi individu dan perusahaan.
Dalam jangka panjang, adopsi blockchain dan cryptocurrency dapat membuat sistem keuangan global lebih terdesentralisasi, serta meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat yang belum terakses ke sistem keuangan tradisional.