Kronologi Pembunuhan Massal di Penitipan Anak Thailand
Raja dan Ratu Thailand saat mengunjungi rumah sakit tempat korban dirawat (yomiuri.co.jp)

Kronologi Pembunuhan Massal di Penitipan Anak Thailand, Puluhan Anak Tewas dan Luka-luka

INDOGROUND.ID – Warga Thailand meratapi kesedihan yang mendalam atas kematian anak-anak kecil di penitipan anak yang menjadi korban kebrutalan mantan polisi yang dipecat.

Pada hari Jumat waktu setempat, seorang mantan petugas polisi yang dipecat menyerbu salah satu tempat penitipan anak di salah satu pedesaan Thailand pada jam tidur siang dan menewaskan puluhan orang.

Pembunuhan massal paling mematikan di Thailand ini setidaknya menewaskan 24 dari 36 orang yang berada di penitipan anak dan salah satu daerah termiskin di Thailand.

Duka yang mendalam bagi warga Thailand, dimana bendera diturunkan menjadi setengah tiang. Raja Thailand, Vajiralongkorn dan Ratu Suthida mengunjungi salah satu rumah sakit yang menjadi tempat korban dirawat.

Polisi setempat mengidentifikasi tersangka, Panya Kamrap (34) seorang mantan polisi berpangkat sersan yang dipecat awal tahun 2022. Diduga mantan polisi tersebut menggunakan narkoba jenis metamfetamin.

Setelah melakukan aksi kejinya, Panya bunuh diri setelah membunuh istri dan anaknya dirumah. Sedangkan motif pembunuhan di tempat penitipan anak masih belum diketahui, dugaan motif sementara disebabkan masalah ekonomi dan rumah tangga.

Kronologi

Dalam sebuah wawancara dengan salah satu stasiun televisi di Thailand, Satita Boonsom yang bekerja di tempat penitipan anak tersebut mengatakan bahwa staf sudah mengunci pintu kaca depan gedung tersebut setelah dirinya melihat tersangka menembak seorang anak dan ayahnya di depan gedung.

Akan tetapi, tersangka bersenjata tersebut menembak dan menendangnya.

Anak-anak yang berada di tempat penitipan tersebut sedang tidur siang dan beberapa gambar yang tersebar di sosial media, anak-anak masih terbaring ditempat tidur mereka.

Satita mengatakan bahwa dirinya dan tiga staf lainnya memanjat pagar untuk melarikan diri dan menghubungi polisi serta mencari bantuan.

Pada saat dirinya kembali ke tempat penitipan anak tersebut, anak-anak didalam sudah tewas. Dirinya mengatakan seorang anak yang ditertutup selimut selamat dari serangan brutal tersebut.

Satita juga menambahkan bahwa biasanya tempat penitipan tersebut memiliki sekitar 70 sampai 80 anak, namun pada saat kejadian mengerikan tersebut jumlah anak sedang sedikit.

Salah satu korban yang selamat ialah anak laki-laki berusia 3 tahun yang sedang mengendarai sepeda roda tiga dekat dengan ibu dan neneknya. Naas, sang ibu meninggal karena luka sayat yang dilakukan tersangka, sedangkan anak kecil dan neneknya dirawat di rumah sakit.(***)